MENJADI abdi negara ternyata masih diminati oleh lulusan perguruan
tinggi. Termasuk bagi para sarjana Universitas Nusantara PGRI (UNP)
Kediri, Jawa Timur. Pada proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) pada tahun 2018, sebanyak 216 alumnus UNP Kediri dinyatakan
lolos.
“Itu merupakan momen penting, sekaligus menepis kabar negatif yang
selama ini beredar jika ijazah UNP tidak bisa digunakan untuk mendaftar
CPNS,” kata Dr. Sulistiono, M.Si., Rektor UNP Kediri, Selasa 29 Januari
2019 di kantornya.
Menurutnya, jumlah tersebut masih belum pasti. Dari data yang
dihimpun oleh Biro Administrasi Akademik (BAA) UNP, angka tersebut
kemungkinan besar akan bertambah. Sebab, banyak alumnus yang lolos CPNS
belum memberikan informasi ke kampus.
Mulai dari lulusan dengan konsentrasi bidang keguruan, teknik,
kesehatan, hingga ekonomi yang lolos tes CPNS 2018; ditempatkan pada
badan-badan pemerintahan di berbagai wilayah. Kebanyakan, berada di
wilayah Kediri dan sekitarnya. Antara lain di Tulungagung, Trenggalek,
Nganjuk, Jombang, dan Blitar. Namun ada pula sebagian yang berdinas di
daerah lain seperti Kalimantan dan Lombok.
Dari ratusan orang tersebut, salah satu di antaranya yaitu Dita
Natalia Sari. Selama menempuh jenjang perguruan tinggi, perempuan asal
Blitar itu duduk di bangku Fakultas Ekonomi dengan fokus Program Studi
Akuntansi. Usai menuntaskan kuliah dan meraih gelar sarjana pada 2018,
dia mencoba peruntungan dengan mendaftar menjadi CPNS di Kabupaten
Blitar.
“Saya tidak menyangka bisa lolos seleksi,” ujar Dita.
Pada bulan Maret 2019 mendatang, perempuan dua puluh empat tahun ini
akan bertugas di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Kabupaten Blitar. Di lembaga pemerintahan itu, dia mengisi tempat
sebagai analis keuangan.
Semasa belajar di UNP, untuk membayar uang kuliah Dita tidak
bergantung kepada kedua orangtua. Demi mencukupi kebutuhan studi, dia
bekerja sebagai bendahara di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Kecamatan Wonodadi, Blitar. Sore hari sepulang bekerja, dari
Blitar dia berangkat ke Kediri. Aktivitas itu dilakukan setiap hari.
Ilmu akuntansi dia pilih, karena bidang itu sudah dipelajarinya sejak
duduk di bangku sekolah menengah di SMKN 2 Blitar. Menurutnya, selain
soal teori, banyak pengalaman yang dia dapat ketika kuliah di kampus
yang berdiri sejak tahun 1976 itu.
“Utamanya, dalam hal melatih kekuatan mental, melalui forum kajian,
presentasi, dan diskusi, selama di kelas maupun di organisasi intra
kampus,” kata Dita.
Di awal semester, dia memperoleh Indeks Prestasi (IP) yang kurang
memuaskan. Namun, momen itu dijadikannya acuan untuk melecut semangat
dalam belajar. Perjuangannya tidak sia-sia, Dita lulus pada tahun 2018
dengan IP 3,7 dengan predikat cumlaude.
“Saya bersyukur bisa lolos tes, semoga pencapaian tersebut dapat
memperbaiki ekonomi keluarga,” kata sulung dari tiga bersaudara itu.
Dari total keseluruhan alumnus yang lolos tes CPNS, mayoritas
didominasi oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Salah seorang di antaranya yaitu Devi Ratih Oktavia. Lulusan tahun 2013
itu ditempatkan di SDN Cerme Pace, Kabupaten Nganjuk. Sebelumnya, dia
bekerja sebagai tenaga honorer di SDN Tempurejo Pesantren Kota Kediri
selama delapan tahun. Selain Dita dan Devi, masih banyak lulusan dari
UNP Kediri yang menjadi aparatur negara di daerah lainnya.
Kampus dengan jumlah keseluruhan mahasiswa aktif sebanyak 4150 itu,
terus berbenah di berbagai lini. Salah satunya, dengan melakukan
reakreditasi Program Studi yang ada. Sejak tahun 2016 hingga 2018, total
ada 18 Program Studi yang mengajukan reakreditasi dan semuanya mendapat
peringkat B. Jumlah tersebut menyisakan dua prodi jenjang diploma 3,
serta dua prodi jenjang S2 yang saat ini masih dalam proses.
Selain itu, Fakultas Ekonomi UNP telah mempunyai brevet dengan
menjalin kerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sedangkan
untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menggandeng banyak
rekanan dengan sekolah mitra untuk pelaksanaan magang mahasiswa.
(Kholisul Fatikhin)(sumber : https://www.kediripedia.com)